Tugas sistem Terdistribusi

Rabu, 28 November 2012

Cari contoh dari pendistribusian komponen-komponen Hardware, Program, dan Procedure. 
Jelaskan!
1. Pendistribusian Komponen Hardware
Contoh:
A.  Printer merupakan  alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik  berupa teks maupun gambar atau grafik di atas kertas. Printer biasanya terbagi  atas beberapa bagian, yaitu  picker sebagai alat mengambil kertas dari  tray. Tray adalah  tempat menaruh kertas. Tinta atau  toner adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau toner yang digunakan untuk menulis atau mencetak pada kertas. Perbedaan toner dan tinta adalah perbedaan sistem  toner atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau inkjet tidak butuh pemanasan, hanya pembersihan atau  cleaning  pada  print-head printer tersebut.
B.  Hardisk adalah  piranti penyimpanan sekunder dimana data disimpan sebagai pulsa magnetik pada piringan metal yang berputar yang terintegrasi. Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang disebut track. Tiap track dibagi dalam beberapa segment yang dikenal sebagai sector. Untuk melakukan  operasi baca tulis data dari dan ke piringan,  hard disk menggunakan head untuk melakukannya, yang berada disetiap piringan. Head inilah yang selanjut bergerak mencari sector-sector tertentu untuk dilakukan operasi terhadapnya. Waktu yang diperlukan untuk mencari sector disebut seek time.
C. CD-ROM merupakan akronim dari Compact Disc Read-Only Memory adalah sebuah piringan kompak  dari jenis piringan optik (optical disc) yang dapat menyimpan data. Ukuran data yang dapat disimpan saat ini bisa mencapai 700MB  atau 700 juta bit. CD-ROM bersifat read only (hanya dapat dibaca dan tidak dapat ditulisi). Untuk dapat membaca isi CD-ROM, alat utama yang diperlukan adalah CD Drive. Perkembangan CD-ROM terkini memungkinkan CD dapat ditulisi berulang kali  (Re Write / RW) yang lebih dikenal dengan nama CD-RW.4. Modem  berasal dari singkatan  MOdulator  DEModulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakanpenggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah.
2. Pendistribusian Komponen Program
Contoh:
A.  Amoeba merupakan sistem berbasis mikro-kernel yang tangguh yang menjadikan banyak workstation personal menjadi satu sistem terdistribusi secara transparan. Sistem ini sudah banyak digunakan di kalangan akademik, industri, dan pemerintah selama sekitar 5 tahun. 
B.  Angel didesain sebagai sistem operasi terdistribusi yang pararel, walaupun sekarang ditargetkan untuk PC dengan jaringan berkecepatan tinggi.  Model komputasi ini memiliki manfaat ganda, yaitu memiliki biaya awal yang cukup murah dan juga biaya incremental yang rendah. Dengan memproses titik-titik di jaringan sebagai mesin single yang bersifat shared memory, menggunakan teknik distributed virtual shared memory (DVSM), sistem ini ditujukan baik bagi yang ingin meningkatkan performa dan menyediakan sistem yang portabel dan memiliki kegunaan yang tinggi pada setiap platform aplikasi. 
C.  Chorus merupakan  keluarga dari sistem operasi berbasis mikro-kernel untuk mengatasi kebutuhan komputasi terdistribusi tingkat tinggi di dalam bidang telekomunikasi, internetworking, sistem tambahan, realtime, sistem UNIX, supercomputing, dan kegunaan yang tinggi. Multiserver CHORUS/MiX merupakan 
implementasi dari UNIX yang memberi kebebasan untuk secara dinamis mengintegrasikan bagian-bagian dari fungsi standar di UNIX dan juga service dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.
D.  GLUnix sampai saat ini, workstation dengan modem tidak memberikan  hasil yang baik untuk membuat eksekusi suatu sistem operasi terdistribusi dalam lingkungan yang shared dengan aplikasi yang berurutan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menempatkan resource untuk performa yang lebih baik untuk aplikasi pararel maupun yang seri/berurutan. Untuk merealisasikan hal ini, maka sistem operasi harus menjadwalkan pencabangan dari program pararel, mengidentifikasi idle resource di jaringan, mengijinkan migrasi proses untuk mendukung keseimbangan loading, dan menghasilkan tumpuan untuk antar proses komunikasi.
3. Pendistribusian Komponen Procedure
Contoh:
A. RMI (Remote Method Invocation) merupakan sebuah teknik pemanggilan method remote yang lebih secara umum lebih baik daripada RPC. RMI menggunakan paradigma pemrograman  berorientasi obyek (Object Oriented Programming). RMI memungkinkan kita untuk mengirim obyek sebagai parameter dari remote method. Dengan dibolehkannya program Java memanggil method pada remote obyek, RMI membuat pengguna dapat mengembangkan aplikasi Java  yang terdistribusi pada jaringan. Cara Kerja RMI : Dalam model ini, sebuah proses memanggil method dari objek yang terletak pada suatu host/computer remote. Dalam paradigma ini, penyedia layanan mendaftarkan dirinya dengan server direktori pada jaringan. Proses yang menginginkan suatu layanan mengontak server direktori saat runtime, jika layanan tersedia, maka referensi ke layanan akan diberikan. Dengan menggunakan referensi ini, proses dapat berinteraksi dengan layanan tsb. Paradigma ini ekstensi penting dari paradigma RPC. Perbedaannya adalah objek yang memberikan layanan didaftarkan (diregister) ke suatu layanan direktori global, sehingga memungkinkan untuk ditemukan dan diakses oleh aplikasi Yang meminta layanan tersebut.
B.  RPC (Remote Procedure Call) merupakan suatu protokol yang menyediakan suatu mekanisme komunikasi antar proses yang mengijinkan suatu program untuk berjalan pada suatu komputertanpa terasa adanya eksekusi kode pada sistem yang jauh ( remote system ).Protokol RPC digunakan untuk membangun aplikasi klienserver yang terdistribusi.Cara Kerja RPC : Tiap prosedur yang dipanggil dalam RPC, maka proses ini harus berkoneksi dengan server remote dengan mengirimkan semua parameter yang dibutuhkan, menunggu balasan dari server dan melakukan proses  kemudian selesai. Proses di atas disebut juga dengan stub pada sisi klien. Sedangkan Stub pada sisi server adalah proses menunggu tiap message yang berisi permintaan mengenai prosedur tertentu.

PERKEMBANGAN ALAM PIKIR MANUSIA TERHADAP FENOMENA ALAM

Senin, 16 April 2012

Manusia dapat dipandang dari banyak segi, dalam ilmu eksakta, manisia sebagai kumpulan sebagai partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu sosial manisia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan (ilmu ekomoni), manusia merupaka mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi).

Pada hakekat manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sepurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. Kesempurnaanya terletak pada abad dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, persaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Maka dari itu manusia memiliki alam pikiran mengenai segala sesuatu karena didorong dari sifat yang unik dari diri manusia itu sendiri.

A. Tahap Perkembangan Pikiran Manusia

Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan. Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan pikiran manusia :

  • Tahap Teologis

Tingkat pemikiran manusia bahwa benda-benda di dunia ini semuanya berjiwa dan disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia.

Tahap Teologis dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:

  1. Fetishism/Animisme; gejala yang terjadi karena kekuatan gaib/supernatural.
  2. Polytheisme; gejala yang terjadi karena adanya kekuatan para dewa.
  3. Monotheism; gejala yang terjadi karena adanya satu Tuhan.

  • Tahap Metafisis

Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejal-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-gejala tersebut.

  • Tahap Positif

Tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah, dan pada tahap ini ilmu pengetahuan berkembang.

B. Perkembangan Alam Pikir Manusia

· Manusia sebagai HOMO SAPIENS :

Homo Sapiens adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.

· Manusia sebagai HOMO FABER:

Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.

· Manusia sebagai HOMO LONGUENS

Homo Longuens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).

· Manusia sebagai HOMO SOCIUS

Manusia sebagai Homo Socius artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat dicapai.

· Manusia sebagai HOMO AECCONOMICUS

Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo Aeconomicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.

· Manusia sebagai HOMO RELIGIUS

Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman.

· Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS

Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan

Rasa ingin tahu manusia (curiosity) selalu berkembang karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu, rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan . Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian rupa terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.

C. Cara Pandang Manusia Terhadap Alam

Manusia mengunakan logika dan penetahuannya untuk berpikir dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan logika manusia mengenal logika kodratih dan logka ilmiah. Logika kodratiah merupakan cara berpikir secara spontan dalam menanggapi atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah dapat memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil pemikirannya dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari kesesatan. Sehingga menghasilkan suatu cara pandang terhadap fenomena yang terjadi di alam seitarnya.

Berikut adalah cara pandang manusia terhadap alam :

· Pandanagan Antroposentris;

Antroposentris (antropo= manusia, sentris = pusat) adalah anggapan bahwa manusia menjadi pusat segala-galanya.

· Pandangan Geosentris;

Geosentris (geos=bumi) adalah pandangan bahwa bumi menjadi pusat alam semesta dan semua benda langit mengelilingi bumi, dikemukakan oleh Ptolomues (abad 6 SM), yang didukung oleh Thales (624-548 SM)’ dia yang mengemukakan pedoman pelayaran bagi pelaut Yunani dengan menentukan bintang kutub. Menemukan ada 4 musin dalam 1 tahun. Anaximander (610-546 SM), mengemukakn bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub. Ilmuwan yang mendukung:

Phythagoras (580-500 SM), terkenal dengan dalilnya segitiga siku-siku (Dalil Phytagoras, a2 = b2 + c2 ) dan jumlah sudut segitiga adalah 180 derajat.

Erasthothenes (276-195 SM), orang pertama yang menghitung ukuran bumi adalah bulat, dengan mengukur peredaran matahari dari Seyne (Mesir) ke Iskandariah, dan ditekukan bahawa ukuran keliling bumi adalah 36.000 km, sedikit meleset karena ukuran bumi sebenarnya adalah 40.000 km.

· Pandangan Heliosentris:

Helios=matahari, jadi pandangan heliosentris adalah anggapan bahwa alam semesta berpusat pada matahari. Pendapat ini merupakan perubahan drastis dari pendapat geosentris sepeti yang dikemukakan Ptolomeus. Sampai sekarang paham ini masih bertahan sebagai salah satu kebenaran.

Ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah :

  1. Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yangterjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harusdapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.

  1. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme.

  1. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sangpencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.

D. Cara Manusia Memperoleh Pengetahuan

Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh, pelangi, petir, gempa bumi, dan manusia perkasa. Cerita tersebut dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan pengetahuan manusia tentang alam. Mitologi berarti pengetahuan tentang mitos. Mitologi merupakan kumpulan cerita-cerita mitos, banyak muncul pada zaman prasejarah, yang disampaikan dari mulut kemulut atau secra lisan. Secara garis besar mitologi dapat dibedakan menjadi tiga macam, mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda.

Mitos sebenarnya adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menrangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi. Dalam zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa faktor. :

  1. keterbatsan pengetahuan manusia
  2. keterbatsan penalaran manusia
  3. karena keingintahuan manusia untuk sementara telah terpenuhi.

Telah dikemukakan bahwa kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu.

· Cara manusia memperolah pengetahuan pada zaman dulu

Yaitu dengan mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran antara lain dengan prasangka, intuisi, dan main coba-coba.

Memperoleh pengetahuan dengan prasangka berati sebelum menyangka, dengan belum terjadinya sesuatu secara pasti orang dapat menyangka bahwa sesuatu hal ada kemungkinan benar. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran dan belum ada bukti-bukti kebenarannya. Sebagai contoh, dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya hujan yang menyangka bahwa hujan turun dari langit karena atap dunia (langit) yang bocor.

  • Memperoleh pengetahuan dengan intuisi

Intuisi adalah pandangan bathiniah tanpa urutan pikiran, dengan serta merta pandangan tersebut tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran atau dapat disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir sebelumnya, sering dalam keadaan setengah sadar, samar-samar, namun tiba-tiba dan pasti memunculkan suatu keyakinan yang tepat. Unsur kepastian intuisi mirip insting dan pengertian terhadap kebenaran perlu prasangka sendiri. Biasanya wanita mempunyai logika berpikir intuitif yang dadapt diterima oleh akal namun belum tentu benar.

  • Memperoleh pengetahuan dengan trial dan error

Trial dan error adalah cara memperoleh pengetahuan dengan coba-coba dan berharap-harap, mudah-mudahan dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan. Cara ini jauh lebih maju dibandingkan kedua cara diatas walaupun sering salah, namun orang sudah melakukan percobaan seperti dalam metode ilmiah. Hanya karena kurang penegertian dan pengalaman, orang melaukan coba-coba, biasanya diawali dengan penemuan-penemuan yang diperoleh secara kebetulan.

  • Memperoleh pengetahuan melalui wahyu

Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui wahyu merupakan pengetahuan kebenaran yang berasal dari Tuhan yang kebenarannya bersifat mutlak. Pengetahuan tersebut diberikan Tuhan melalui para utusannya (Nabi, Rasul, Utusan Tuhan) dengan wahyu. Kebenaran pengetahuan tersebut merupakan keyakinan (kepercayaan) yang harus ditaati dan dilaksanakan sesuai dengan wahyu yang merupakan petunjuk bagi umat manusia.

  • Memperoleh pengetahuan dengan metode

Untuk mendapatkan pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan harus melalui cara-cara yang langkah-langkahnya teratur, terkontrol dan teruji. Langkah tersebut harus didasarkan pada sikap dan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ciri khas dari ilmu pengetahuan alam, yaitu dalam memperoleh suatu kebenaran ilmiah yang dimulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dan menari kesimpulan.

E. Kesimpulan

Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak terhingga.

Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada akhirnya membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam. Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara manusia dan alam saat ini.

Manusia dan Kebudayaan

Selasa, 20 Maret 2012

A. Manusia

Manusia dapat dipandang dari banyak segi, dalam ilmu eksakta, manisia sebagai kumpulan sebagai partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu sosial manisia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan (ilmu ekomoni), manusia merupaka mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi).

Dari definisi-definisi tersebut kita dapat melihat bahwa manusia dapat dipandang dari banayak segi. Ada dua macam pandangan yang dijadikan untuk menjelaskan manusia tentang unsur-unsur yang membangun manusia.

1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu jasad, hayat, ruh, dan nafs.

2. Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu, Id, ego dan superego.

B. Hakekat Manusia

1. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sepurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.

Kesempurnaanya terletak pada abad dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, persaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia.

2. Mahluk Biokultural yaitu mahluk hayati yang budayawi

Manusia adalah produk dari saling tidak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi, Sebagai mahluk hayati, manusiawi dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologis sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.

3. Mahluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan , mempunyai kualiatas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya

Soeran Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terkait dengan lingkungannya, memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.

C. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan jika dikaiji dari asal katanya bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dapat dipelajari, mengacu pada pola-pola prilaku dan teknologi yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing,jilid I, 1989; hal 68).

Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralaan-peralatan kerja dan teknologi, maupun nonmaterial, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor ( 1871 ) mendefinisikan kebudayaan sebagai Berikut : Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kermampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai aanggota masyarakat .

Selo Sumrjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya ,rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk masyarakat.

D. Unsur – Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam keudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.

C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan , bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :

1. Sistem Religi

Merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menembahnya da lahirlah kepercayaam yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan

Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal, maka disusunlah orgasnisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerjasama untuk meningkatkan kesajateraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan

Merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari orang lain Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus mejadkan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5. Sistem teknologi dan peralatan

Merupakan produk manusia sebagi homo faber. Bersumber pada pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaanya manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya dari pada binatang.

6. Bahasa

Merupakan produk dari manusia sebagai homo longues. Bahasa manusia padas mulannya diwujudkan dalam bentuk kode kemudian disempurnakan dalam bentuk lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

7. Kesenian

Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuha psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perutnya saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.

E. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, Kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :

Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasl karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.

2. Kompleks aktivitas

Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifast kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut system sosisl. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-akrivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan , serta bergaul satu dengan yang lain, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi.

3. Wujud sebagai benda :

Aktivitas Manusia yang saling beriteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret bias juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda bergerak.

F. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayam adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan. dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusai dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetepi keduanya merupakan satu kesatuan.

Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai denagannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasayarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaaan, karena kebudayan itu perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebuayaan ini dapat dipadang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspesikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataa buatan manusia.

2. Obyektivitas, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk prilaku manusia.

3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup denga baik, sehingga manusia menjadi kenyatan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi tersaing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1999; hal : xv)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dengan masyarakat, oleh karna itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang awal muncul manusia atau kebudayaan.