PERKEMBANGAN ALAM PIKIR MANUSIA TERHADAP FENOMENA ALAM

Senin, 16 April 2012

Manusia dapat dipandang dari banyak segi, dalam ilmu eksakta, manisia sebagai kumpulan sebagai partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu sosial manisia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan (ilmu ekomoni), manusia merupaka mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi).

Pada hakekat manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sepurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya. Kesempurnaanya terletak pada abad dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, persaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Maka dari itu manusia memiliki alam pikiran mengenai segala sesuatu karena didorong dari sifat yang unik dari diri manusia itu sendiri.

A. Tahap Perkembangan Pikiran Manusia

Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan. Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan pikiran manusia :

  • Tahap Teologis

Tingkat pemikiran manusia bahwa benda-benda di dunia ini semuanya berjiwa dan disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia.

Tahap Teologis dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:

  1. Fetishism/Animisme; gejala yang terjadi karena kekuatan gaib/supernatural.
  2. Polytheisme; gejala yang terjadi karena adanya kekuatan para dewa.
  3. Monotheism; gejala yang terjadi karena adanya satu Tuhan.

  • Tahap Metafisis

Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejal-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-gejala tersebut.

  • Tahap Positif

Tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah, dan pada tahap ini ilmu pengetahuan berkembang.

B. Perkembangan Alam Pikir Manusia

· Manusia sebagai HOMO SAPIENS :

Homo Sapiens adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.

· Manusia sebagai HOMO FABER:

Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.

· Manusia sebagai HOMO LONGUENS

Homo Longuens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).

· Manusia sebagai HOMO SOCIUS

Manusia sebagai Homo Socius artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat dicapai.

· Manusia sebagai HOMO AECCONOMICUS

Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo Aeconomicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.

· Manusia sebagai HOMO RELIGIUS

Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman.

· Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS

Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan

Rasa ingin tahu manusia (curiosity) selalu berkembang karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu, rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan . Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian rupa terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.

C. Cara Pandang Manusia Terhadap Alam

Manusia mengunakan logika dan penetahuannya untuk berpikir dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan logika manusia mengenal logika kodratih dan logka ilmiah. Logika kodratiah merupakan cara berpikir secara spontan dalam menanggapi atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah dapat memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil pemikirannya dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari kesesatan. Sehingga menghasilkan suatu cara pandang terhadap fenomena yang terjadi di alam seitarnya.

Berikut adalah cara pandang manusia terhadap alam :

· Pandanagan Antroposentris;

Antroposentris (antropo= manusia, sentris = pusat) adalah anggapan bahwa manusia menjadi pusat segala-galanya.

· Pandangan Geosentris;

Geosentris (geos=bumi) adalah pandangan bahwa bumi menjadi pusat alam semesta dan semua benda langit mengelilingi bumi, dikemukakan oleh Ptolomues (abad 6 SM), yang didukung oleh Thales (624-548 SM)’ dia yang mengemukakan pedoman pelayaran bagi pelaut Yunani dengan menentukan bintang kutub. Menemukan ada 4 musin dalam 1 tahun. Anaximander (610-546 SM), mengemukakn bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub. Ilmuwan yang mendukung:

Phythagoras (580-500 SM), terkenal dengan dalilnya segitiga siku-siku (Dalil Phytagoras, a2 = b2 + c2 ) dan jumlah sudut segitiga adalah 180 derajat.

Erasthothenes (276-195 SM), orang pertama yang menghitung ukuran bumi adalah bulat, dengan mengukur peredaran matahari dari Seyne (Mesir) ke Iskandariah, dan ditekukan bahawa ukuran keliling bumi adalah 36.000 km, sedikit meleset karena ukuran bumi sebenarnya adalah 40.000 km.

· Pandangan Heliosentris:

Helios=matahari, jadi pandangan heliosentris adalah anggapan bahwa alam semesta berpusat pada matahari. Pendapat ini merupakan perubahan drastis dari pendapat geosentris sepeti yang dikemukakan Ptolomeus. Sampai sekarang paham ini masih bertahan sebagai salah satu kebenaran.

Ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah :

  1. Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yangterjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harusdapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.

  1. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme.

  1. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sangpencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.

D. Cara Manusia Memperoleh Pengetahuan

Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh, pelangi, petir, gempa bumi, dan manusia perkasa. Cerita tersebut dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan pengetahuan manusia tentang alam. Mitologi berarti pengetahuan tentang mitos. Mitologi merupakan kumpulan cerita-cerita mitos, banyak muncul pada zaman prasejarah, yang disampaikan dari mulut kemulut atau secra lisan. Secara garis besar mitologi dapat dibedakan menjadi tiga macam, mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda.

Mitos sebenarnya adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menrangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi. Dalam zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa faktor. :

  1. keterbatsan pengetahuan manusia
  2. keterbatsan penalaran manusia
  3. karena keingintahuan manusia untuk sementara telah terpenuhi.

Telah dikemukakan bahwa kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu.

· Cara manusia memperolah pengetahuan pada zaman dulu

Yaitu dengan mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran antara lain dengan prasangka, intuisi, dan main coba-coba.

Memperoleh pengetahuan dengan prasangka berati sebelum menyangka, dengan belum terjadinya sesuatu secara pasti orang dapat menyangka bahwa sesuatu hal ada kemungkinan benar. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran dan belum ada bukti-bukti kebenarannya. Sebagai contoh, dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya hujan yang menyangka bahwa hujan turun dari langit karena atap dunia (langit) yang bocor.

  • Memperoleh pengetahuan dengan intuisi

Intuisi adalah pandangan bathiniah tanpa urutan pikiran, dengan serta merta pandangan tersebut tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran atau dapat disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir sebelumnya, sering dalam keadaan setengah sadar, samar-samar, namun tiba-tiba dan pasti memunculkan suatu keyakinan yang tepat. Unsur kepastian intuisi mirip insting dan pengertian terhadap kebenaran perlu prasangka sendiri. Biasanya wanita mempunyai logika berpikir intuitif yang dadapt diterima oleh akal namun belum tentu benar.

  • Memperoleh pengetahuan dengan trial dan error

Trial dan error adalah cara memperoleh pengetahuan dengan coba-coba dan berharap-harap, mudah-mudahan dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan. Cara ini jauh lebih maju dibandingkan kedua cara diatas walaupun sering salah, namun orang sudah melakukan percobaan seperti dalam metode ilmiah. Hanya karena kurang penegertian dan pengalaman, orang melaukan coba-coba, biasanya diawali dengan penemuan-penemuan yang diperoleh secara kebetulan.

  • Memperoleh pengetahuan melalui wahyu

Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui wahyu merupakan pengetahuan kebenaran yang berasal dari Tuhan yang kebenarannya bersifat mutlak. Pengetahuan tersebut diberikan Tuhan melalui para utusannya (Nabi, Rasul, Utusan Tuhan) dengan wahyu. Kebenaran pengetahuan tersebut merupakan keyakinan (kepercayaan) yang harus ditaati dan dilaksanakan sesuai dengan wahyu yang merupakan petunjuk bagi umat manusia.

  • Memperoleh pengetahuan dengan metode

Untuk mendapatkan pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan harus melalui cara-cara yang langkah-langkahnya teratur, terkontrol dan teruji. Langkah tersebut harus didasarkan pada sikap dan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ciri khas dari ilmu pengetahuan alam, yaitu dalam memperoleh suatu kebenaran ilmiah yang dimulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dan menari kesimpulan.

E. Kesimpulan

Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak terhingga.

Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada akhirnya membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam. Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara manusia dan alam saat ini.